Welcome to Alpha's blog ^__^ Semoga blog ini bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang. Terima kasih. Tuhan memberkati... Renungan

P.U.S.H.

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebua batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat. "Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya. "Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik." 

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan. "Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatannku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?' Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian,"Sahabatku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar? Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sahabatku, sekarang akan memindahkan batu itu."

Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya.... Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya. Ketika segalah sesuatu kelihatan keliru.... lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong) Ketika pekerjaanmu mulai menurun.... lakukan P.U.S.H. Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan.... lakukan P.U.S.H. Ketika uangmu seperti "lenyap" dan tagihan-tagihan mulai harus dibayar.... lakukan P.U.S.H.
P. Pray
U. Until
S. Something
H. Happens
PUSH = Pray Until Something HAPPENS!! (Berdoalah sampai sesuatu terjadi)

Read more...

Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start. Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda. Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri. Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri. 
Dikutip dari : http://iphincow.com/

Read more...

Allah Bapa Itu Seorang Pemulung Ulung

“Ada satu hal di mana TUHAN tidak berkuasa untuk melakukannya” TUHAN tidak berkuasa untuk tidak menepati janjiNYA. Ia begitu setia akan janjiNYA.
Mazmur 12:7


Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apa Allah Bapa itu? “Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa.. seorang papi,” ujar guru tsb.









Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada. “Allah Bapa itu seperti Dokter!” ujar seorang anak yang papanya adalah dokter. “Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!” “Allah Bapa itu seperti Guru!” ujar seorang anak yang lain. “Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar.” “Allah Bapa itu seperti Hakim!” ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga,”Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi.” “Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!” ujar seorang anak tidak mau kalah. “Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!” “Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!” ujar seorang anak konglomerat.

Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat. Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak2 lain. “Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?” ujar ibu guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak2 yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.

Eddy hampir2 tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,”Ayah saya seorang pemulung… jadi saya pikir… Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung.” Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. “Eddy,”ujar ibu guru lagi. “Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?”

Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,”Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya.”

Memang bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.

Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu sendiri melainkan pemberian Allah.

Our God is able! “Not by power, not by might, but by My Spirits, says the LORD” (Zach 4:6)


Diambil dari : www.yauhui.net

Read more...

Mujizat Itu Nyata

Sebuah pujian bagiNya yang menguatkan dimasa-masa sulit hidup kita...

Mujizat Itu Nyata
Cipt. Jonathan Prawira

Tak terbatas kuasaMu, Tuhan
Semua dapat Kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin bagiMu


Di saat 'ku tak berdaya
KuasaMu yang sempurna
Ketika 'ku percaya
Mujizat itu nyata

Bukan kar'na kekuatan
Namun RohMu ya Tuhan
Ketika 'ku berdoa
Mujizat itu nyata

Read more...

Kemalangan Adalah Keberuntungan

Wah, saya dapat artikel bagus nih.. Sudut pandang yang berbeda tentang arti sebuah kemalangan. Mau tau ?

Sahabat, hari ini saya iseng-iseng buka facebook. Iseng-iseng searching, klik sana, klik sini, tidak tahu dari mana asal mulanya sampai saya nyasar ke sebuah notes di halaman facebook seseorang. Hati saya sungguh trenyuh membaca sebuah kisah kehidupan seseorang yang ditulis di notes tersebut. Yang intinya Beliau senantiasa di rundung kemalangan dalam kehidupannya, sehingga seolah-olah Beliau meng-’gugat’ kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mengapa ujian tidak pernah lepas dari kehidupannya [Semoga Beliau dikaruniai kesabaran dalam menghadapinya].


Sahabat, siapa sih orang yang tidak sedih ditinggalkan orang-orang tercinta-nya. Semua orang, Insya Allah, pasti akan bersedih. Bahkan seorang penjahat yang paling bejat pun akan merasa sedih dan menangis bila hal itu menimpanya. Apalagi kesedihan dan kemalangan itu menimpa diri kita secara terus menerus dan seakan-akan tidak ada habis-habisnya. Dan kadang kala disaat-saat seperti inilah jiwa kita menjadi labil, keimanan kita benar-benar di sedang di ujung tanduk, akankah kita tetap teguh pendirian dengan keimanan kita atau menampikkan keberadaan-NYA. Mungkin kita merasa bahwa Allah tidak Adil, Allah tidak sayang, Allah tidak mengasihi, dan sebagainya. Sahabat, hal itu pernah saya alami sendiri dan hampir-hampir saya menjadi Atheis karenanya. Alhamdulillah, Allah berkenan menunjukkan kebesaran Cinta dan Kasihsayang-NYA kepada saya. Dan itulah yang akan saya bagi kepada sahabat-sahabat tercinta.

Sahabat, ketahuilah sesungguhnya kemalangan, kesedihan, dan cobaan yang datang bertubi-tubi menimpa diri kita adalah sebuah anugrah yang tak ternilai harganya. Sebab dengan ujian tersebut Allah hendak memilih kita menjadi kekasih-NYA dan semakin mendekatkan diri kita kepada-NYA. Bukankah dengan jalan kemalangan dan kesialan yang datang bertubi-tubi akan membuat diri kita semakin banyak berdoa dan berkeluh kesah kepada-NYA, sehingga semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk selalu mengingat-NYA. Yang dengan demikian Allah hendak membuat diri kita kelak diingat oleh-NYA seperti kita mengingat-NYA selama hidup di dunia ini.

Sahabat, Allah memberikan dua pilihan kepada kita. Pertama, kita diberikannya hidup dengan segala kemudahan dan kemewahannya sehingga kita menjadi seorang yang lalai mengingat-NYA sehingga nanti Allah pun akan melupakan kita seperti kita melupakan-NYA selama hidup di dunia ini. Kedua, kita diberikan hidup dengan berbagai ujian dan kemalangan yang menerpa sepanjang hidup, sehingga kita senantiasa rajin ber-istighfar dan berdoa seraya mengingat-NYA dan kelak di akherat Allah akan menyambut kita dengan Senyuman serta mendekat-kan diri kita Kepada-NYA dan itu adalah kekal abadi. Kira-kira mana yang akan kita pilih? Kebahagian yang sesaat di dunia ini atau Kemalangan sesaat yang kita pilih? Silahkan renungkan sendiri.

Sahabat, kalau boleh saya ibaratkan diri kita ini seperti Guci dari negeri Tiongkok yang terkenal itu. Guci yang sangat indah dan kokoh itu dulu hanyalah segumpal tanah liat. Dan untuk menjadi sebuah guci yang indah harus mengalami beberapa fase proses yang panjang. Dari mulai tanah liat tersebut di hantam cangkul, di injak-injak, di guyur air, di press, kemudian di remet-remet untuk menjadi bentuk tertentu, di gores dengan pisau untuk menciptakan ornament, kemudian di jemur di terik matahari, kemudian di bakar di dalam oven bersuhu 1000 derajat. Dan hasilnya sungguh menakjubkan. Bukankah diri kita juga berasal dari tanah liat? Dan untuk menjadi bagus kita harus ditempa dengan segala bentuk ujian dan kemalangan, seperti layaknya guci keramik tersebut.

Sahabat, setiap diri kita mungkin pernah merasakan hal-hal yang kurang mengenakan dan tidak kita harapkan dalam hidup ini. Kita menjadi sedih karenanya, itu wajar dan memang seharusnya kita bersedih dan berduka. Dan bersyukurlah karena dengan kemalangan dan kesedihan itu akan membawa diri kita semakin dekat kepada-NYA, semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk senantiasa mengingat-NYA, dan banyak hal lain lagi yang akan menuntun diri kita menjadi manusia yang mawas diri di hadapan-NYA. Bukankah Dia sudah menjelaskan kepada kita, bahwa hidup di dunia ini sekedar main-main belaka. Sebab kehidupan sejati akan kita dapatkan setelah kehidupan ini.

Sahabat, semoga uraian saya ini dapat menginspirasi buat pencerahan hati kita. Ingatlah Allah tidak pernah Tidur, Dia senantiasa sibuk mengurus urusan mahluk-NYA. Dan kita senantiasa diperhatikan oleh-NYA. Percayalah bahwa kemalangan yang kita dapati adalah sebuah keberuntungan yang tidak ternilai harganya. Sadarilah dan renungilah, semoga Allah berkenan pada diri kita.

Salam.

oleh :
Ki Ageng Pamanjaran
Bandung, Jawa Barat,
Indonesia





Diambil dari :
www.yauhui.net


Ai's Note :Renungan yang menyentuh dan mencerahkan. Saya percaya, saya bukan kebetulan menemukan renungan ini di saat-saat sulit ini... Tuhan memang mau mengirimkan artikel ini bagi saya. Ini adalah jawabanNya bagi saya yang mempertanyakan keadilanNya bagi hambaNya...dihitungkah segala pelayanan hambaNya dulu?
Tidak ada sesuatu yang hanya kebetulan. Saya percaya, Dia-lah yang mengirimkan pesan ini bagi saya dan keluarga kecil saya. Untuk menguatkan kami... Dan saya percaya, pertolonganNya takkan terlambat... Kami sudah mengalaminya sendiri... Imani ya...
Dan saya mau membagikan artikel ini juga bagi semua orang yang sedang dalam kesulitan besar... Semoga kita bisa saling menguatkan satu dengan yang lain... Dan untuk meninggikan NamaNya, KemuliaanNya, KemurahanNya dan KasihNya...

Tuhan Memberkati...

Read more...

St. Laurensius

"Tuan, inilah harta karun Gereja."


Jika kita sedang merasa uring-uringan terhadap sesuatu yang mengganggu kita, baiklah kita mohon bantuan St. Laurensius agar ia mendoakan kita dan membantu kita agar tetap sabar dalam menanggung pencobaan. Siapakah St. Laurensius?

Laurensius hidup pada abad ketiga. Ia adalah salah seorang dari ketujuh Diakon Roma di bawah Paus St. Sixtus II. Mereka bertugas untuk memberikan bantuan kepada fakir miskin. Pada masa itu, umat Kristiani mengalami penganiayaan hebat dalam pemerintahan Kaisar Valerian. Kaisar memerintahkan agar Paus St. Sixtus II beserta keenam diakon lainnya dijatuhi hukuman penggal, sehingga tinggallah Laurensius seorang diri. Sementara Paus digiring ke tempat hukuman mati, Laurensius mengikutinya sambil menangis, “Bapa, mengapa engkau pergi meninggalkan aku?” Paus menjawabnya, “Aku tidak meninggalkan engkau, anakku. Tiga hari lagi engkau akan bersamaku.”


Laurensius amat gembira karena ia juga akan diperbolehkan menerima piala kemartiran. Laurensius membagi-bagikan semua uang yang masih ada padanya kepada mereka yang membutuhkan. Ia bahkan juga menjual bejana-bejana berharga milik Gereja dan membagikan uangnya kepada mereka yang miskin papa.

Cornelius Saecularis, yang pada waktu itu menjabat sebagai penguasa Roma, mengira bahwa Gereja menyimpan suatu harta karun yang tersembunyi. Maka Cornelius memanggil Laurensius dan berkata kepadanya, “Aku tahu bahwa menurut ajaran kalian, kalian harus menyerahkan kepada kaisar segala milik kaisar. Allah-mu tidak membawa uang ke dunia ketika Ia datang, Ia hanya membawa ajaran-Nya. Jadi, berikanlah uangnya kepada kami, kalian boleh menyimpan ajaran-Nya.” Cornelius juga berjanji akan membebaskan Laurensius jika saja ia mau menyerahkan seluruh kekayaan Gereja kepada kaisar. Laurensius menyanggupi permintaan Cornelius. Ia minta diberi waktu tiga hari untuk mengumpulkan seluruh harta Gereja.

Maka, pergilah Laurensius menjelajahi kota selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para yatim piatu. Pada hari yang ketiga ia membawa mereka semua ke hadapan penguasa Roma, katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!”

Penguasa Roma itu menjadi sangat murka. Dalam amarahnya ia memerintahkan agar Laurensius dijatuhi hukuman mati secara perlahan dan kejam. Laurensius diikatkan pada panggangan besi raksasa yang dipanaskan di atas api yang kecil sehingga api memanggang daging tubuhnya secara perlahan-lahan. Laurensius memang terbakar, tetapi bukan oleh api, melainkan oleh rasa cinta yang amat mendalam kepada Tuhan. Oleh karena itu, Laurensius menjalani siksaannya dengan ketabahan yang mengagumkan. Tuhan juga memberinya kekuatan dan sukacita yang luar biasa, hingga Laurensius masih sempat bercanda, “Balikkan tubuhku,” katanya kepada algojo, “yang sebelah sini sudah matang!”

Kemudian, ”Ya, sudah cukup matang sekarang!” Sementara Laurensius terbaring sekarat, wajahnya memancarkan sinar surgawi. Laurensius berdoa agar penduduk kota Roma bertobat dan berbalik kepada Yesus dan semoga iman Katolik menyebar ke seluruh dunia. Usai mengucapkan doanya, Laurensius pergi menjumpai Yesus, Paus Sixtus dan semua para kudus di surga.

Keberanian serta ketabahan Laurensius menyentuh banyak orang sehingga banyak penduduk Roma yang akhirnya bertobat. St. Laurensius wafat pada tanggal 10 Agustus tahun 258. Pestanya dirayakan setiap tanggal 10 Agustus. Demi menghormatinya, Kaisar Konstantinus membangun sebuah basilika yang indah. Nama St Laurensius ada di antara para kudus Dalam Doa Syukur Agung Pertama dalam Misa.

"Yesus, tolonglah aku untuk mengasihi semua anggota keluargaku setiap hari, sehingga aku dapat mengasihi keluarga-Mu, yaitu Gereja!"

disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya

Read more...

Pencobaan

Bermacam-macam manusia di dunia... Ada yang baik dan ada yang jahat... Ada yang jujur dan ada yang culas... Apa ya kira-kira rencana TUHAN dengan itu semua?



Semoga renungan ini bisa membantu Saya dan Kamu...


Ada orang yang sejak mudanya, atau bahkan sejak kecil, selalu menjadi beban bagi orang lain. Karena kelakuannya yang seenak jidatnya, atau juga karena mulutnya yang mengomel tanpa pandang bulu dan tempat, mengeluhkan semua keburukan keluarga dan saudaranya sendiri, bahkan dengan bumbu-bumbu kebohongan, hanya untuk mencari pendukung bagi dirinya, bahwa dia adalah objek yang perlu dikasihani dan dialah satu-satunya yang benar. Atau juga karena mulut yang selalu menyumpahin orang walaupun dia tau bahwa orang yang disumpahinnya adalah keluarganya sendiri yang telah disakitinya dan saat dia jatuh, orang yang dia sumpahin itulah yang telah menolongnya dari segala kejatuhan materinya. Namun ia tetap menyumpahinnya "Nanti kamu akan menerima balasan dari Tuhan". Aneh ya? Puluhan tahun dia menyakitin perasaan saudaranya itu dengan semua kelakuan dan omongannya, tapi lalu karena sedikit pertengkaran, keluarlah sumpah itu.... Hhhhh.....betapa kesalnya saudara itu.

Sambil menuliskan ini, saya terus berpikir tentang orang itu. "Mengapa harus ada orang seperti itu???" Pepatah yang mengatakan bahwa "Mulutmu adalah Harimaumu" itu ternyata benar adanya... Tapi mengapa TUHAN mengijinkan orang seperti itu tetap ada di duania ini? Mengapa? Mengapa? dan Mengapa? Pertanyaan itu berputar terus dipikiran saya.... lalu.... Suara Hati berbisik: " Yaa...memang manusia seperti ditu sengaja TUHAN bebaskan di dunia fana ini, untuk melatih kita-kita yang fana ini untuk lebih berlapang-dada, berbesar-hati dan lebih tabah menghadapi segala tantangan dan derita di kehidupan fana ini. Kalau kita berhasil, maka kita akan setingkat lebih tinggi lagi, dan akan menerima cobaan yang lebih berat lagi. Karena memang begitulah hidup. Selalu akan ada senyuman dan tangisan. Sampai akhir hayat kita. Orang-orang seperti itu hanyalah sarana Iblis untuk selalu mencobai kita. So... sekarang, kita harus BERUSAHA bersyukur kepada TUHAN karena orang-orang itu ada, sehingga kita bisa lolos ke tingkat selanjutnya... dan menerima segala tangis dengan lapang dada..."

Hmmmm..... Bisakah kita??? Saya tidak tahu. Kamu-kamu bisa bertanya pada diri sendiri. Kalau saya, sejujurnya, saya telah gagal... tapi setelah gagal itu, timbullah pertanyaan di atas dan jawaban itu yang berasal dari suara hati. Itu artinya, saya harus berusaha lebih keras lagi....

TUHAN Memberkati...

Read more...

Ayat-ayat Favorit

Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong.
1 Petrus 3:12





Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
"Siapakah yang akan Kuutus,
dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Yes. 6:8




Diambil dari : http://aruibab.blogspot.com/2010/04/ayat-favorit-hari-ini.html (Frater Aris, MSC, seorang biarawan Katolik)


"Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah"
Mzm. 62:2-3

Read more...

Peace of Mind

Kedamaian hati, peace of mind, bukan sekedar rekreasi atau relaksasi. Bukan pula sebuah oase bagi hidup keseharian yang keras dan kering. Ia adalah pencapaian, didapat setelah berupaya. Pun tidak dapat dilakukan dalam satu kali kativitas. Butuh proses panjang yang melibatkan aktivitas yang bersifat intrapersonal dan interpersonal. Ketika kedamaian itu dicapai, kondisi seburuk apa pun dapat kita lalui.

Remez Sasson, penulis buku Peace of Mind in Daily Life, mendefinisikan peace of mind (secara harafiah berarti kedamaian pikiran, tapi secara manusiawi kita sering menyatukannya dengan perasaan atau hati) sebagai suatu tingkat ketenangan dan kesentosaan yang dalam, di mana kita merasa kebebasan, tidak terbebani oleh pikiran dan kekhawatiran, serta tak ada stres, ketegangan, atau ketakutan.

Orang sering mengasosiasikan kedamaian hati dengan yoga, bertapa, hidup di biara, duduk sendiri di tempat terpencil, di dalam padepokan, gua atau biara, berdoa atau bermeditasi sepanjang hari. Kenyataannya, kedamaian hati dapat dicapai dan dinikmati setiap orang, meskipun sedang menghadapi kehidupan normal sehari-hari, bersama pekerjaan dan keluarga.

Berikut beberapa hal sederhana yang dapat membantu kita mencapai kedamaian hati :


    1.   Kurangi waktu untuk membaca koran atau menonton acara berita di televisi.

    2.   Jauhi percakapan negatif atau orang-orang berpemikiran negatif.
    3.   Jangan menyimpan dendam. Belajarlah untuk melupakan atau memaafkan.
    4.   Jangan iri terhadap orang lain.
    5.   Terimalah apa saja yang tidak dapat diubah. Ini menghemat banyak waktu dan tenaga, serta mengurangi kekhawatiran.
    6.   Belajarlah hidup bersama segala hal yang tidak menyenangkan, menjengkelkan, dan situasi yang di luar jangkauan kita, lalu menerima hal-hal tersebut dengan gembira.
    7.   Belajar untuk lebih sabar dan toleran terhadap orang dan kejadian.
    8.   Jangan letakkan segala sesuatu terlalu pribadi. Jaga jarak bukanlah keacuhan, kekurangtertarikan, atau sikap dingin. Jaga jarak adalah kemampuan untuk memikirkan dan memutuskan secara terpisah dan secara logis.
    9.   Lupakan masa lalu dan berkonsentrasilah pada masa mendatang.
    10. Praktikkan beberapa latihan konsentrasi. Latihan ini akan membantu kita membuang pikiran tidak menyenangkan dan kekhawatiran yang dapat menjauhkan kita dari kedamaian hati.

      Berlatihlah meditasi. Meskipun cuma beberapa menit sehari, latihan ini akan membuat perubahan dalam kehidupan kita.
        "Seribu" manfaat kedamaian hati menurut Remez Sasson :
        • Memperkuat kemampuan konsntrasi.
        • Memperbaiki kemampuan menangani masalah hidup sehari-hari secara efisien.
        • Meningkatkan kekuatan dan tenaga di dalam tubuh.
        • Menambah kesabaran dan toleransi.
        • Memungkinkan kita tidak terpengaruh oleh apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tentang kita.
        • Membantu menghilangkan dan meredam stress, kegelisahan, dan kekhawatiran.
        • Membuat kita relaks dan bebas.
        • Membawa kebahagiaan mendalam.
        • Menambah keunggulan dan disiplin pribadi.
        • Memungkinkan kita tidak menjadi goyah oleh peristiwa, kesusahan, dan kesulitan, serta untuk mempertahankan ketenangan, pengambilan keputusan yang jernih, dan perasaan biasa dalam setiap situasi.
        • Menyingkirkan pikiran negatif, tak berguna, dan meresahkan.
        • Mempermudah tidur dan bida tidur nyenyak.
        • Memperbaiki kemampuan meditasi.
        • Menjadi gerbang untuk pencerahan dan kesadaran spiritual.
        Diambil dari : Intisari Mind, Body & Soul Vol.7

        Read more...

        Kisah Pilu Seorang Anak

        Terjadi di kota Pekanbaru.

        Beberapa saat yang lalu seorang ibu, Istri seorang dosen di Kota Pekanbaru telah kehilangan anak laki-lakinya yang berusia belia. Kira-kira berusia 8 - 9 tahun ( kelas 2 SD). Anak itu berparas cukup ideal sehat & pintar.
        Setelah seminggu hilang dengan segala upaya dicari tetapi tidak membuahkan hasil.


        Lima belas hari hari kemudian, salah seorang dosen lain, teman dari suaminya melihat seorang anak dengan pakaian lusuh compang camping dan menjadi pengemis yg fakir dan papa.
        Teman dosen itu melihat anak yang tersebut di salah satu kota besar di Jepang.

        Saat melihat anak tersebut, dia kaget dan menerka-nerka bahwa rasanya dia pernah melihat anak itu. Akhir kata dia ingat, bahwa anak itu adalah putra teman yang seprofesi dengannya di Pekanbaru.
        Dan ternyata benar anak itu adalah anak temannya.

        Singkat cerita anak itu akhirnya diboyong kembali ke Indonesia.
        Alangkah gembiranya si Ibu ketika tahu anaknya kembali lagi.
        Tapi apa yg terjadi ???
        Anak itu memang bisa pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya.
        Tetapi anak itu tidak bisa lagi bicara karena telah kehilangan lidahnya yang sengaja dipotong supaya tidak bisa memberikan informasi.

        Apa yang menimpa anak itu ??
        Setelah diperiksakan ke Dokter, ternyata salah satu ginjalnya telah diambil melalui operasi untuk dijual kepada yang membutuhkan.

        Alangkah malangnya nasib anak itu, setelah ginjalnya diambil dia harus kehilangan lidahnya agar tidak bisa memberikan informasi.

        Dimana hati nurani orang yang telah berbuat zalim ini.
        Dia mendapat keuntungan dari menjual & mencuri ginjal tapi sebagai balasannya, dia memotong lidah anak yang telah diambil ginjalnya.

        Ini pelajaran buat kita semua untuk berhati-hati dalam menjaga anak-anak, terutama yang masih belum dewasa.
        Kalau anak-anak tersebut pergi ke sekolah sebaiknya ada yg menemani.
        Semoga kisah pilu ini tidak terjadi padd keluarga kita.

        Dr. Leo Marcelinus Handoko HP., SpKJ, MSc
        Psychiatrist & Consultant of Nerve Revitalization.

        Sumber : Milis ParentsGuide

        Read more...

        Ajarkanku Arti Sebuah Kasih

        Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih

        Sebuah cerita yang sangat mengharukan.. betapa Kasih Sayang dari seorang sahabat kecil ditunjukkan dengan sebuah empati tulus dan pengorbanan..



        Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”
        Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu, tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India = curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.
        Aku mengambil mangkok dan berkata:
        “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.”
        Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata:
        “Boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta…” agak ragu2 sejenak… “….akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku? ”
        Aku menjawab: “Oh, pasti sayang”.
        Sindu: “Betul ayah?”
        “Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.
        Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan.
        Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku.
        Aku sedikit khawatir dan berkata:
        “Sindu, jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”
        Sindu: “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 mahal kok.”
        Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya..
        Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.
        Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada hari Minggu!
        Istriku spontan berkata: “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!”
        Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita.
        Aku coba membujuk: “Sindu, kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”
        Tapi Sindu tetap dengan pilihannya: - “Tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain.”
        Aku coba memohon kepada Sindu:
        - “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami!”
        Sindu, dengan menangis, berkata:
        - “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku. Kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral,
        bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”
        Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku: - “Janji kita harus ditepati..”
        Secara serentak istri dan ibuku berkata: - “Apakah aku sudah gila?”
        Aku: “Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”
        Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.
        Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.
        Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak: “Sindu, tolong tunggu saya.”
        Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak, aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.
        Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata:
        “Anak anda, Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.”
        Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya:
        “Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena chemotherapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya, saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”
        Aku berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih!
        Sumber: unknown

        Diambil dari :
        http://www.yauhui.net/tingginya-nilai-kasih-sayang-dan-pengorbanan/

        Read more...

        Fortune Teller

        Suatu siang saya duduk menemani seorang teman lama yang sedang menjalankan usahanya: fortune telling. Dengan mengenakan busana hitam untuk menguatkan kesan seorang fortune teller ia beraksi dengan menggunakan kartu tarot.

        "So brapa orang?" tanya saya setelah mendengar ceritanya bahwa ia sudah di sana, di sebuah mall di pusat kota, selama 4 hari.
        "Kurang lebih lima puluh. Kebanyakan cewek-cewek dan kebanyakan orang Kristen" katanya sambil memamerkan senyumnya—baru terpikir sekarang dari mana dia tahu kebanyakan komsumennya orang Kristen, ummm, mungkin bagian dari keahliannya meramal. Ia memasang tarif lima ribu perak per satu kali ramalan. Ada yang membayar sesuai tarif. Ada yang membayar melebihi tarif (jika ramalannya menggembirakan hati). Jadi, pantaslah ia tersenyum siang itu—dia masih sendiri dan katanya tempat usahanya ini bebas uang sewa.
        "Minta ramal apa dorang?"
        "Biasa" katanya, masih dengan senyum di bibir.
        Sementara kami bercerita, datang tiga cewek yang penampilannya menyiratkan anak kuliahan. Minta diramal. Bagaimana nasib hubungan mereka dengan pacar masing-masing.
        Ia melemparkan senyum kepada saya.
        Jadi, itulah 'biasa' itu.
        Saya menghabiskan sepanjang siang itu bersama teman saya ini. Menonton dia beraksi sekaligus menjadi saksi kebenaran kata-katanya: kebanyakan cewek dan minta diramal 'biasa'.
        Cinta dan masa depan memang tidak bisa ditebak ujungnya sehingga orang memilih berpaling kepada kartu tarot.
        Padahal membiarkan masa depan tetap sebuah misteri membuat hidup ini lebih menggairahkan untuk dijalani. Paling tidak membuat kita dewasa karena masa depan amat tergantung dari pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan macam apa yang kita ambil sekarang.
        Seorang ibu muda berpenampilan menarik datang menghampiri kami. Minta diramal bisnisnya.
        "Kemarin saya diramal jelek, mudah-mudahan hari ini bagus" katanya dengan logat Jakarta sambil melihat teman saya.
        "Bu, kalau mau ramalannya bagus mah mending beli kartu tarot terus ngeramal sendiri" balas saya tanpa bermaksud menyindir.
        Teman saya, sang fortune teller, yang duduk di sebelah saya pura-pura tidak mendengar kata-kata saya.

        Sumber : http://aruibab.blogspot.com/2010/03/fortune-teller.html (Frater Aris, MSC, seorang biarawan Katolik)

        Read more...